Selasa, 20 November 2007

SEPEDA ONTEL


Pagi itu mbah suras mau ke sawah, berhubung ketemu 2 rekannya mbah sayuti sama mbah saib akhirnya mabh suras mampir warungnya mbokde insini dulu, untuk wedangan. saat itulah penulis menjempret kendaraan mewah th 70 an itu. sepeda buntut merek mbarat, karena dulu mbarat adalah pusat jual beli sepeda ontel. akankah sepeda ontel kembali menjadi kebanggaan? flash back aja 5 th yang lalu, sejak kendaraan cina masuk indonesia sepertinya trend kendaraan telah berubah 180 derajat. semua rumah tidak hanya punya ontel tapi SEPEDA MOTOR. Gimana ya 10th yang akan datang? apa setiap rumah akan punya MOBIL? terus kalo kendarraan bertambah jalannya gak tambah luas alias tambah sempit,,gamana??? emm Itu mah jangan dipikir. Bukan urusan kita yachhhh...... yang penting kemana-mana lancar ,,,,kalo mau ke sualwesi aja dulu lama banget,,ya :) sekarang kan bisa naik pesawat, enak lagi pesawatnya pesawat 2 meteran, wes gak osah nang ngendi-ngendi rekkkk, briggggg rogerrrrrrr wes suarane tekan ngendi-ngendi

Rabu, 14 November 2007

TK DARMA WANITA


Ini adalah jalan ke TK Dharma wanita melikan, samping puskesmas. Ditempat ini lah para putra putri melikan mulai belajar bangku sekolah. sebagaimana sekolah TK yang lain sekolah ini mengajarkan lagu-lagu campuran mulai dari balonku ada lima, cicak di dinding, campur sari, EBID G ADE sampai lagunya ungu :). Semua mengakui output dari sekolah TK ini sungguh luar biasa. menurut keterangan kepala sekolah TK melikan Ibu.Dr.Peni sukarni ada seorang musisi kondang asli putra melikan yang terkenal di belantika musik tanah air yang dulu juga jebolan dari sekolah ini. beliau adalah Zainal Abidin Kepala Manager operasional PT.Barata Indonesia yang sekarang tinggal di Surabaya. :)

Senin, 29 Oktober 2007

SESEPUH MELIKAN


Foto ini diambil hari minggu 28 Oktober 2007, tepat hari sumpah pemuda. mungkin ketiga mbah2 ini sedang reuni peringati sumpah pemuda juga sehabis minum kopinya mbokde insini. dari sisi Kiri pak saib (pemilik warungnya mbokde insini sekaligus pemilik rumah), mbah sayuti (orang yang dulu terkenal sekti dan pinter sulapan) dan yang paling kanan mbah Suras (yang ini penulis blm tahu). Sebuah gambaran kehidupan yang menunjukkan bahwa kita suatu saat pun juga akan mengalami tua. dari Generasi ke Genarasi begitu seperti iklannya batu baterai ABC,,, lo malah gak nyambung ni. Sebagai generasi penerus marilah kita berusaha untuk meninggalkan yang terbaik buat anak cucu kita, seperti yang dilakukan mbah-mbah kita terdahulu.

Minggu, 21 Oktober 2007

POTRET EKONOMI DESA

Potret Ekonomi Desa melikan. Sebuah gambaran perjuangan golek duit, namun Up to date. Selepan, adalah usaha yang luar biasa, dimana tidak semua menanam padi, jadi usaha ini menjadi core bisnisnya wong melikan. Pak mursid pengusaha selepan yang sukses :) dulu waktu pertama buka harga katul pun mahal saat itu, padahal perkilo limbah selep ini bisa berapa kilo jadi tinggal itung sendiri.
Seiring perkembangan jaman, akhirnya selepan yang hanya berpangku tangan:) tidak mau menjemput bola pun kalah. Liat foto diatas. SELEPAN BERJALAN. Foto ini diambil saat selepan berjalannya kang ERSADI nyelep di depan warung es dukut tempurjo.

Selasa, 28 Agustus 2007

KUD Melikan


Ini gambar KUD Melikan bagian barat. Tampak didepan KUD ada Net Volly, karena setiap sore ini biasa digunakan oleh para pemuda berlatih Volly bersama

Kamis, 23 Agustus 2007


Ini adalah SDN Tempuran III,,,,,belum ada perubahan, masih seperti yang dulu. ini dipotret waktu minggu pagi jadi pas gak ada murid. sebagai info sekarang muridnya tinggal dikit banget. bayangkan 1 kelas kalo dulu nyampe 20 muris sekarang ada yang tinggal 5 orang, kasihan ya,, KB nya berhasil kali yeeeee

Rabu, 22 Agustus 2007


Grojokan,,, ini tempat yang paling angker dulu. tapi sekarang sudah berubah. Hayo siapa yang pernah ketemu Mbah enggot???? ini tempatnya

Selasa, 21 Agustus 2007

kreteg melikan


Ini adalah gambar ktereg melikan, diambil ketika penulis lewat mau foto-foto suasana dusun melikan, pas ketemu pak suraji. dia bilang aku di fotoyo go kenang-kenangan, sing mbaurekso kreteg melikan

Dari segi Geografis, Melikan termasuk daerah dataran rendah di utara timur lereng gunung Lawu. Melikan dibagi menjadi 3 wilayah yaitu ( Melikan kidul kali, melikan lor kali dan melikan kulon kali ) yang kesemuanya dihubungkan oleh kali ketonggo.Sebelah timur dusun melikan dibatasi dusun termpurejo dan munggur yang ditandai adanya jalur rel Kereta api., sebelah selatan dibatasi oleh Geneng, sebelah barat Jegolan, Bendo, dan yang sebelah utara dibatasi oleh sawah penduduk. Kondisi jalan di dusun melikan telah mengalami kemajuan daripada 3 tahun yang lalu sejak tulisan ini ditulis. Dulu melikan terkenal dengan dusun yang tertinggal karena kondisi jalan yang selalu becek ketika hujan, tapi sekarang telah diaspal. Anda bisa lihat di foto Galeri. Semoga kondisi ini bisa tetap terjaga untuk kelancaran masyarakat melikan sendiri. Satu hal yang perlu kita sukuri adalah Air didusun melikan sangat berlimpah. Meskipun termasuk kategori memiliki cuaca yang panas hanya dengan menggali tanah sekitar 8 meter biasanya sudah bisa mengeluarkan air yang berlimpah, ditambah masih banyaknya pepohonan di dusun ini semoga kelestarian lingkungan tetap terjaga jauh dari polusi

Ekonomi


Dari segi ekonomi Melikan rata-rata bekerja sebagai Petani. Ini sangat cocok dengan situasi Geografisnya yang mempunyai lahan sawah yang luas. Mereka kebanyakan menanam Padi dan sedikit palawija. Ada juga yang berprofesi sebagai pegawai tapi prosentasenya sangat sedikit. Kegiatan ekonomi di dusun melikan bersifat gotong royong. Ini menunjukkan masih kentalnya suasana kekeluargaan didusun ini. Sebagai contoh anda bisa lihat di foto diatas. Mungkin ini bukti masih kuatnya rasa kekeluargaan didusun ini. Panen padi di dusun ini biasa 4 kali setahun. Setiap panen rata-rata petani langsung menjual hasil mereka ke para tengkulak, yang hasilnya untuk modal menanam lagi

Agama


Semua penduduk melikan memeluk agama islam. Melikan mempunyai 2 pondok tempat belajar agama islam yaitu pondok di Masjid Bani sarijan dan pondok melikan kulonan Kyai ngusman. Kedua pondok tersebut ada untuk wadah belajar ngaji bagi anak-anak kecil di dusun melikan. Semua anak-anak yang masih SD wajib mengikuti pelajaran di Pondok tersebut seperti di contohnya di MDA Al-Hasan ( Masjid bani sarijan). Di pondok tersebut muridnya tidak hanya dari melikan saja bahkan ada yang dari jegolan dan Munggur.
Agama islam di melikan tidak mengikuti golongan tertentu seperti Muhammadiyan dan NU, namun bersifat Netral. gambar disamping adalah Masjid melikan selatan sungai yang baru dalam tahap pembangunan

Budaya

Budaya jawa islam yang kental masih menjadi warna yang mendominasi di dusun ini. Salah satu contohnya adanya kenduri. Kenduri atau kenduren biasa diistilahkan, selalu ada dalam setiap momen penting dalam keluarga yang punya gawe. Mereka memanfaatkan kenduren sebagai wadah berkumpul untuk doa bersama/tahlilan. Kenduren biasa ada untuk memperingati orang yang mati ( 7 hari, 40 hari, mendak ) dan seterusnya sampai untuk kegiatan doa pernikahan dan kelahiran bayi. Dalam setiap kenduren selalu ada orang yang dituakan untuk memimpin acara ritual bersama tersebut.
Satu lagi yang menjadi tradisi adalah kegiatan pagar dusun yang selalu diadakan setiap 1 suro. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh bapak-bapak waktu jam 12 tengah malam dengan berjalan mengelilingi kampung diselingi tahlilan. Bapak-bapak ini start dari RT nya masing-masing dengan Finish di rumah bapak Kasun. Selain itu pada waktu yang sama para sesepuh melakukan pemasangan tumbal di setiap pojok-pojok dusun.. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Allah swt agar dusun melikan selalu diberi keselamatan dan keberkahan.
Ada satu budaya yang pernah menjadikan dusun melikan jaya yaitu Seni pentul. Menurut sesepuh seni tari pentul dulu pernah menjadi icon melikan dan sempat mengorbit ke tingkat propinsi. Namun mungkin karena kurangnya perhatian dari pihak pemerintah ditambah sudah meninggalnya para pemain utama kelestarian seni ini menjadi terbengkalai. Sebagai bukti anda bisa melihat pentul melikan di museum seni Airlangga Surabaya. Sebenarnya masih bayak budaya-budaya didusun melikan, yang belum sempat tertuangkan dalam tulisan ini, dengan harapans semoga kedepan semakin banyak putra-putri melikan yang peduli dan mau mengirimkan tulisannya tentang kampung tercinta kita ini.

DUSUN MELIKAN

Melik-melik di pojokkan, mungkin karena gelap belum ada listrik masuk desa. Begitu pemoe yang ada di anak-anak kecil waktu kita jaman dulu, namun semua telah berubah, yang dulu melikan tertinggal karena listrik tidak masuk-masuk kita belajar dengan teplok, penulis ingat betul waktu itu. Bagitu sulit memang, jalannya pun becek dilewati angkodes biru,mau ke paron saja harus nunggu satu jam-an didekat tugu melikan (Gambar disamping). sekarang kita lihat melikan telah berubah.
Namun sayangnya sekarang banyak putra putri melikan yang merantau sehinga hanya tahu sedikit perkembangan dusun kita tercinta ini. itulah sebabnya website ini dibangun sebagai sarana penjalin komunikasi antar putra putri melikan yang pada nyebar baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Ada pepatah "Carilah ilmu sampai negeri cina" tapi jangan lupa kampung halaman ya, maksudnya marilah kita bangun dusun melikan sedikit demi sedikit, sampai suatu saat nanti anak cucu kita suskes dan membawa nama harum kampung kita ini.
kalo dulu nongkrongnya harus ketemu, tapi sekarang karena jauh lewat internet pun sudah cukup. Marilah kta buat melikan selangkah lebih maju. Bagi temen-temen yang mau kirim tulisan dipersilahkan ke dusunmelikan1@yahoo.com kami tunggu