Selasa, 21 Agustus 2007


Dari segi Geografis, Melikan termasuk daerah dataran rendah di utara timur lereng gunung Lawu. Melikan dibagi menjadi 3 wilayah yaitu ( Melikan kidul kali, melikan lor kali dan melikan kulon kali ) yang kesemuanya dihubungkan oleh kali ketonggo.Sebelah timur dusun melikan dibatasi dusun termpurejo dan munggur yang ditandai adanya jalur rel Kereta api., sebelah selatan dibatasi oleh Geneng, sebelah barat Jegolan, Bendo, dan yang sebelah utara dibatasi oleh sawah penduduk. Kondisi jalan di dusun melikan telah mengalami kemajuan daripada 3 tahun yang lalu sejak tulisan ini ditulis. Dulu melikan terkenal dengan dusun yang tertinggal karena kondisi jalan yang selalu becek ketika hujan, tapi sekarang telah diaspal. Anda bisa lihat di foto Galeri. Semoga kondisi ini bisa tetap terjaga untuk kelancaran masyarakat melikan sendiri. Satu hal yang perlu kita sukuri adalah Air didusun melikan sangat berlimpah. Meskipun termasuk kategori memiliki cuaca yang panas hanya dengan menggali tanah sekitar 8 meter biasanya sudah bisa mengeluarkan air yang berlimpah, ditambah masih banyaknya pepohonan di dusun ini semoga kelestarian lingkungan tetap terjaga jauh dari polusi

4 komentar:

wasiyat-melikan mengatakan...

neng sawah iki aku gole welut yen wektu bengi,alkisah golek welut karo kang jaun, ketemu ulo gedene sak lengen ulo kaget mlayu neng tengah pari sing katon mung ndase diatas pari,kang jaun mlayu ngulon bawa lampu petromax, aku mlayu ngetan bawa ember.............

wasiyat.ST mengatakan...

mana komentar yang lain ? pada kemana semua ni..?

zain mengatakan...

Weh...tibake mbah Wasiyat sing paling sregep postinge..he...he...
Sepuntene nggih mbah niki tanggapan lagi rame.....
Nek gak salah iki rak sawah bengkok kamituwo to?
Aku eling biyen keluarga mengalami pailit ekonomi alias paethe, yo sawah bengkok iki sing diandalkan. Parine sunthen, itu lho pari sing bertumbuh dari thukulan pari sebelumnya. Parine sunthen, rung tuwek tenan di rit. Di gowo mulih langsung di tutu, terus di liwet. Lawuhe sambel trasi lombok garing..Biyuh, segone sik ijo mblenyek sambele pedhes dhes. Tak delok Ibu karo paklik paklik maem karo ngguyu tapi mbrebes.......

wasiyat.ST mengatakan...

zainal benar....jagolurah ora dadi,terlibat rentenir,merasa dipermalukan,itulah bencana lahir batin menurut mBah Murathun waktu itu,ketika sawah lor omah yang biasa digarap sekarang digarap orang lain maka bunyi mesin bajak dot...dot...dot.. itu seakan palu yang memukul kepala ku...kata Mbah Murathun.
Tapi hari ini kita semua baru tahu,ternyata itu bukan bencana lahir dan batin, tetapi sebuah realitas kasih sayang dari Sang Pencipta untuk hambanya yang tidak tahu kondisi medan perjalanan sepuluh tahun yang akan datang.
Kalau doa kita saat itu dituruti, betapa Pakde tedjo saat ini bersusah payah mencari kerja,Erwin ora iso dadi polisi,mungkin saya tidak berangkat ke sulawesi lha nyapo nyang sulawesi sawahe wis cukup kok,malah mungkin podo eker-ekeran warisan.dst..dst...
ternyata sekarang sego dari pari sunthen kata zainal adalah sebuah cerita yang membanggakan.oke.?